BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang Masalah
Pada kesempatan ini penulis mengambil
pasien dengan penyakit Asthma Bronchiale. Masalah tersebut diambil setelah
panulis melakukan praktek di Ruangan Perawatan XV Rumah sakit . . .. dan
ternyata penyakit Asthma ini masih banyak dijumpai pada masyarakat kita yaitu
1.610 pada satu tahun terakhir.
Penulis mencoba menggali masalah
penyakit tersebut berdasarkan adanya misi Indonesia sehat 2010. Penulis
menyusun laporan ini berdasarkan deskripsi mata kuliah KMB II Sistem Pernafasan
serta kompetensinya dan penerapan Asuhan Keperawatan dalam mata kuliah tersebut
yang harus dilaksnakan secara langsung kepada pasien.
1.2.
Tujuan
Penulisan
Dalam
penysusunan makalah ini penulis mempunyai tujuan diantaranya adalah sebagai
berikut :
a.
Tujuan
Umum
Agar
mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Asthma
Bronchiale dan mendokumentasikannya
b. Tujuan
Khusus
1. Agar mahasiswa mampu mengkaji status
kesehatan klien
2. Agar mahasiswa mampu menganalisa data
dan merumuskan dignosa
3. Agar mahasiswa mampu menyusun rencana
perawatan
4. Agar mahasiswa mampu melaksanakan
evaluasi hasil tindakan
5. Agar mahasiswa mampu mendokumentasikan
asuhan keperawatan
1.3.
Metode
Penelitian
Dalam penyusunan makalah ini penulis
menggunakan metoda studi kasus dan memperoleh data dengan cara observasi,
wawancara, pengkajian fisik, studi literature, studi kepustakaan dan membaca
catatan medik.
1.4. Sistematika
Penulisan
Adapun
sistematika penulisan makalah ini terdiri dari bab satu pendahuluan meliputi
latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode penelitian dan sistematika
penulisan. Bab dua terdiri dari tinjauan teoritis keperawatan yang meliputi
pengertian, etiologi, patologi, gejala klinik dan proses keperawatan. Bab tiga
terdiri dari tinjauan kasus pada pasien dengan Asthma Bronchiale dan bab empat
terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Konsep Dasar Penyakit
a. Definisi
Asthma
adalah keadaan klinik yang ditandai oleh masa penyempitan bronkus yang reversible,
dipisahkan oleh masa dimana ventilasi, relative mendekati normal. Keadaan ini
pada orang-orang yang menderita asthma mudah ditimbulkan oleh berbagai
rangsang. Hal ini mendadak suatu keadaan hiperreaktivitas bronkus yang khas (William
R. Solomon ; 1994 ; 149)
Asthma Bronkhiale
adalah suatu penyakit yang ditandai oleh serangan intermiten spasme bronkus
oleh rangsang alergi atau iritatif (Purnawan Junadi ; 1994).
Yang khas adalah serangan spasme itu secara
tiba-tiba diselingi periode bebas gejala. Kadang-kadang serangan itu dapat
berlangsung selama beberapa hari atau beberapa minggu dan keadaan ini disebut
Status Ashmatikus atau dapat juga spasme itu terus menerus ada tetapi ringan (Perawatan
VA ; 1996).
Dengan
kata lain, asthma Bronchiale dapat diartikan suatu kondisi bronchus dengan
responsive terhadap berbagai stimulasi dan bersifat reversible.
b. Etiologi
Ada 4 (empat) hal penting yang dapat menyebabkan Asthma
Bronchiale, diantaranya :
1. Alergen
Kira-kira separuh
penderita menderita alergi terhadap berbagai bahan yang diisap atau ditelan,
misalnya debu, serbuk tumbuh-tumbuhan, bulu binatang, bahan makanan tertentu
dan lain-lain.
2. Infeksi
Bentuk
intrinsic yang tidak menunjukkan skin test positi terhadap berbagai allergen
pada penderita ini sering ditemukan adanya infeksi persisten pada sinus
paranasalis, tonsil/saluran pernafasan bagian atas.
3. Faktor Herediter
Faktor
ini memegang peranan penting, karena lebih dari separuh penderita mempunyai
sanak saudara yang juga menderita berbagai bentuk alergik.
4. Faktor lain
Bebarapa
factor lain yang penting yang dapat merangsang timbulnya spasme adalah stress
emosi, kelelahan dan perubahan hormonal.
c. Patofisiologi
Ashma Bronchiale
terjadi karena hiperaktiv bronchus akibat adanya atau masuknya factor pencetus
kedalaman broncus yang menyebabkan odena mukosa akibat peningkatan sekresi. Hal
tersebut mengakibatkan lumen menyempit sehingga frekuensi nafas meningkat.
Akibat peningkatan frekuensi nafas maka kebutuhan O2 pun menjadi meningkat
sehingga timbul bradikardi dan kelelahan.
Selain itu peningkatan
frekuensi nafas 1 wl pun mengalami peningkatan intake cairan. Akibat kekurangan
intake cairan adalah sekresi menjadi kental yang lama kelamnaan dapat terjadi
atelektasis dan akhirnya terjadi hypoxemia.
d.
Gejala Klinik
Serangan Asthma
Bronchiale ditandai oleh timbyulnya kesukaran bernafas disertai nafas berbunyi
pada serangan itu terjadi :
v Spasme otot dinding
broncus
v Lumen bronchus
menyempit
v Kesukaran mengeluarkan
udara sehingga expirasi memanjang karena ada udara yang tertahan oleh lender
yang kental
Serangan ini biasanya
berlangsung selama satu sampai beberapa jam yang disusul oleh batuk yang lama
dengan pengeluaran dahak yang kental pada umumnya penyakit ini tidak fatal
melainkan menimbulkan gangguan penderitaan dalam jangka waktu yang lama.
e.
Gambaran Diagnosis
1.
Makroskopik
Kelainan jantung ditemukan pada bronchus dan broncheolus
dinding bronchus lebih tebal dan di dalam lumen dapat terlihat kumpulan lendir
yang kental dan liat yang dapat menyumbat lumen.
2.
Mikroskopik
Beberapa hal yang dapat dijumpai adalah :
v Selaput lender sembab,
berserbukan sel radang cosinofil dan limfosit dan kelenjar lender hiperplastik
v Penebalan membrane
basalis
v Hipertrofi otot polos
v Dalam lumen terdapat
secret lender basofilik yang mengandung spiral curscman, kristal charscot
leyden dan eosinofil.
2.2. Proses Keperawatan
Pengkajian data dasar menurut Barbara
Ebgran, rencana asuhan medical bedah tahun 1996 halaman 146, meliputi :
A.
Riwayat
pemanajanan pada factor-faktor yang biasanya mencetuskan serangan asthma :
v
Stress
emosi
v
Infeksi
saluran nafas atas
v
Alergen
v
Kegagalan
dalam pengobatan asthma
B.
Pemeriksaaan
fisik yang berdasarkan kepada suatu pengkajian system pernafasan dapat
menunjukkan gejala gagal nafas akut :
v
Mengi
v
Susah
bernafas
v
Ortonea
v
Penggunaan
otot-otot asoseri pernafasan (cuping hidung, retraksi stenum, pengangkatan bahu
waktu bernafas)
v
Dehidrasi
v
Sianosis
v
Umah
v
Ketakutan
C.
Pemeriksaan
laboratorium
v
GDA
menunjukkan hipokapnia (PaCO2 < dr 35 mmHg) disebabkan oleh menurunnya
perfusi ventilasi selanjutnya PaCO2 meningkat di atas normal sesuai dengan
meningkatnya tekanan jalan nafas.
v
Jumlah
sel darah menunjukkan adanya peningkatan kadar eosnofil
v
Pemeriksaan
fungsi paru-paru menunjukkan penurunan kekuatan kapasitas vital.
v
Pengumpulan
sample sputum untuk memeriksa luntur dan tes sensitivitas untuk menunjukkan
infeksi dan mengidentifikasi anti mikroba yang cocok dalam mengobati infeksi
yang terjadi
v
Sinar
X paru memperlihatkan distensi alveoli
D.
Diagnosa
keperawatan
1.
Kerusakan
pertukaran gas
v
Berhubungan
dengan factor serangan asthma menetap
v
Batasan
karakteristik : mengi dan dispsea berat, sianosis, ortopnea dan penggunaan
otot-otot asesori pernafasan.
v
Hasil
pasien (kolaboratif) : tandemonstrasekan perbaikan ventilasi.
v
Kriteria
evaluasi : frekuensi nafas 12-24 x/menit, bunyi nafas bersih, frekuensi nadi
60-100 x/menit, warna kulit normal, tidak ada dispnea, GDA dalam diatas normal.
2.
Ancietas
v
Berhubungan
dengan factor : sulit bernafas, disebabkan gagal nafas yang berat, kurang
pengetahuan tentang rencana pengibatan dan pemeriksaan
v
Batasan
karakteristik : menyampaikan perasaan takut sulit bernafas, subkutan, ekspresi
wajah tenang, menyatakan sulit bernafas.
v
Hasil
pasien mendemonstrasikan ancietas berkurang
v
Criteria
evaluasi : ekspresi wajah tenang, rasa takut dan gugup berkurang
3.
Resiko
tinggi ketidakpatuhan
v
Berhubungan
dengan factor : kurang pengetahuan tentang kondisi dan perawatan diri pada saat
pulang
v
Batasan
karakteristik : menyatakan kurang pengertian, permintaan informasi
v
Hasil
pasien : mendemonstrasikan keinginan untuk mengikuti rencana pengobatan
v
Kriteria
evaluasi : menyampaikan pengertian tentang kondisi dan perawatan diri sendiri
pada saat pulang, menunjukkan penggunaan alat-alat pernafasan yang cepat.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN.K DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN AKIBAT ASTHMA BRONCHIALE DI RUANG
PERAWATAN XV RS.....
3.1. PENGKAJIAN
A. Biodata
a. Identitas Klien
Nama :
Tn. Y
Umur : 53 tahun
Jenis
kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
No.
Register : 0402041/H/II/04
Tanggal
Masuk : 5 Februari 2004
Tanggal
dikaji : 10 Februari 2004
Alamat : Jl. i
Dx.
Medis : Asma Bronchiale
b.
Identitas
Penanggung Jawab
Nama
: Ny. W
Umur : 49 tahun
Agama : Islam
Suku
Bangsa : Sunda Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. .....
Hub.
Dengan klien : Istri
B.
Riwayat
Kesehatan
a. Riwayat
Kesehatan Sekarang
1.
Keluhan
Utama
Klien mengeluh sesak nafas
dan batuk. Rasa sesak nafas akan bertambah bila klien melakukan aktivitas dan
akan berkurang bila klien beristirahat pada posisi semi fowler. Sesak nafas
yang dirasakan mengganggu tidur klien. Dada terasa sesak pada saat respirasi.
Sesak dirasakan pada malam hari dengan disertai keringat dingin
2.
Keluhan
Pada Saat Didata
Klien mengeluh sesak
nafas, batuk, nafsu makan berkurang, kurang tidur disertai keringat pada malam
hari.
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien memang mempunyai
riwayat penyakit asthma, namun tidak separah seperti sekarang ini. Dulu klien
tidak pernah dirawat. Cukup dengan berobat jalan dan baru kali ini klien
dirawat karena asthma.
c.
Riwayat
Kesehatan Keluarga
Di keluarganya klien tidak
ada yang pernah mengalami atau mengidap penyakit menular atau penyakit
keturunan apapun.
d.
Struktur
Keluarga
Klien anak kedua dari 3
bersaudara, mempunyai 3 orang anak, 2 orang pereempuan, 1 orang laki-laki,
klien tinggal bersama istri dan ketiga anaknya.
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Hubungan keluarga
: Hubungan perkawinan
: Meninggal
e. Data
Biologis
NO
|
POLA
|
DI RUMAH
|
DI RUMAH SAKIT
|
1
2
3
4
5
|
Nutrisi
a.
Makan
Frekuensi
Jenis
Selera makan
Pantangan
b.
Minum
Jenis
Jumlah
Eliminasi
a.
BAK
Frekuensi
Jumlah
Warna
Bau
b.
BAB
Frekuensi
Warna
Konsistensi
Bau
Istirahat dan Tidur
v
Tidur
siang
v
Tidur
malam
v
Gangguan
v
Istirahat
Personal Hygine
a.
Mandi
b.
Gosok
gigi
c.
Keramas
Aktivitas
|
2-3x/hari,
tidak teratur
Nasi,
sayur, lauk, buah
Baik
Tidak ada
Air putih dan kopi
1000-1500 cc/hari
4-5x/hari
+ 800-1000 cc/hari
Kuning jernih
Khas
1 xperhari
Kunung tengguli
Lembek
Khas
+ 1-2 jam/hari
+ 6-8 jam/hari
Tidak ada ganguan
Membaca Koran dan nonton TV
2 x/hari
2 x/hari 3-4 x/minggu
3 x/minggu
Pagi hari olah raga, bercocok tanam
dihalaman rumah dan membantu istri membereskan rumah
|
3x/hari
ML
: sayur, lauk dan buah
Kurang ¼ porsi habis
Makanan yang pedas
Air putih
4-6 gelas perhari
3-4x/hari
+ 500-900 cc/hari
Kuning jernih
Khas
1-2 x perhari
Kunung tengguli
Lembek
Khas
+ 1-2 jam/hari
+ 3-4 jam/hari
Tidak ada ganguan
Di tempat tidur saja
2 x/hari
2 x/hari
Belum pernah
Terbatas
|
f. Pemeriksaan
Fisik
1. Keadaan umum
Kesadaran
:
Composmentis
Tanda-tanda vital :
TD :
100/80 mmHg
R :
30 x/menit
S : 36 °C
N :
102 x/mnt
2
Kepala
v
Rambut : Rambut
hitam bergelombang, tidak ada lesi atau alopesia, tidak reedapat palasit,
penyebaran rambut merata, kebersihan kurang
v
Mata : bentuk simetris kanan kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik, palpebra sedikit membengkak, reflek kornea ada, klien mampu
membaca pada jarak 10 cm dengan menggunakan kaca mata
v
Hidung : Bentuk
simetris, ada pernafasan cuping hidung, tidak ada secret dan polip, klienmampu
mebeakan bau yang ada
v
Telinga : Bentuk
simetris kanan kiri, vina sejajar dengan ujung mata, tidak aa serumen, klien
mampu mengulang kata-kata yang diucapkan perawat
v
Bibir : Sianosis, mukosa bibir kering
v
Gigi : Jumlah gigi lengkap, kebersihan gigi cukup
v
Lidah : Kotor,
terdapat bercak
v
Rongga
mulut :: Tonsil tidak membengkak, terdapat dahak
3.
Leher
Bentuk simetris, tidak ada
pembesaran KGB dan vena jugularis
4.
Dada
Bentuk barel shest (dada
burung), warna kulit merata, terdengar adanya wheezing, takhipnoe, pergerakan
dada tidak simetris > mengembang dibandingkan kiri, irama jantung cepat,
frekuensi nafas 30x/menit
5.
Abdomen
Bentuk simetris, kulit
lembut, keriput, tidak ada masa, bising usus (+)
6.
Extremitas
v
Atas : Bentuk
simetris kanan kiri, pergerakan terkontrol
v
Bawah : bentuk
simetris kanan kiri, tidak ada oedema, reflek patella (+), tidak ada varises,
pergerakan terkontrol
+ +
+ +
7.
Genetalia
Klien mengatakan tidak ada
kelainan, tidak terpasang kateter
8.
Rektum
dan anus
Klien mengatakan tidak ada
kelainan
9.
Data
Psikologis
v
Status
emosi : Klien cemas akan penyakit yang dideritanya
v
Gaya
komunikasi : Kien mampu berkomunikasi dengan lawan bicaranya
v
Pola
interaksi : Klien dapat berinteraksi dengan perawat dan
keluarga dengan baik
v
Konsep
diri : klien merasa rendah diri karena penyakit yang
dideritanya
10.
Data Sosial
v
Hub.
Keluarga : Klien adalah seorang suami bagi istrinya dan
ayah bagi anak-anaknya
v
Hub.
Tetangga : Klien merupakan anggota masyarakat yang baik
menurut beberapa tetangga yang menjenguknya
11.
Data
Spiritual
Klien sangat yakin dan
percaya akan agama yang dianutnya, meskipun sakit klien tetap menjalankan
sholat 5 waktu di tempat tidur dan selalu berdo’a untuk kesembuhan penyakitnya.
12.
Pengobatan
v
Nebulizer
Ventolin
v
Aminophilin
v
OBH
3x1 sendok makan
v
Amoxixillin
3x500 mg
v
Observasi
tanda-tanda vital
v
Infus
RL 20 gtt/menit
3.2. ANALISA DATA
NO
|
DATA
YANG MENYIMPANG
|
PENYEBAB
|
MASALAH
|
1
2
3
|
Do:
v
Frekuensi
nafas 30x/menit
v
Bibir
sianosis
Ds
:
v
Klien
mengatakan sesak nafas
v
Klien
mengatakan berkeringat malam hari
Do
:
v
Porsi
makan habis ¼ porsi
v
Badan
klien terlihat lemas
Ds
:
v
Klien
mengatakan nafsu makannya berkurang
Do
:
v
Klien
tidur malam 5-6 jam
v
Mata
terlihat merah dan bengkak
Ds
:
v
Klien
mengatakan tidak bias tidur
|
Spasme otot lunak
¯
Penurunan saturasi PaO2, O2 dan
kenaikan FRC
¯
Hiperlineflasi
¯
Produksi mucus neingkat
¯
Oksigenasi darah berkurang
Peningkatan sclera mukus
¯
Ph saliva meningkat
¯
Timbul rasa pahit
¯
Anorexia
Peningaktan frekuensi nafas dengan
adanya batuk-batuk
¯
Merangsang susunan saraf autonom
untuk mengaktifasi neropinephrine
¯
Saraf simpais terangsang untuk
mengaktifasu RAS mengaktifkan kerja organ tubuh
¯
REM menurun
¯
Klien terjaga
|
Gangguan pertukaran Gas
Ganguan pemenuhan nutrisi
Gangguan pola istirahat tidur
|
3.3. DAFTAR
DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASA
1.
Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan produksi mucus yang berlebihan
yang ditandai dengan :
Ds :
Klien mengatakan sesak nafas
Do :
Frekuensai nafas 30x/menit
Bibir sianosis
2.
Gangguan
pemenuhan nutrisi berhubungan dengan Ph saliva yang meningkat ditandai dengan :
Ds :
Klien mengatakan nafsu makannya berkurang
Do :
Makan klien habis ¼ porsi
Badan klien lemas
3.
Gangguan
pola istirahat tidur berhubungan dengan kekurangan bernafas yang ditandai
dengan :
Ds :
Klien mengatakan tidak bias tidur
Do :
Klien tidur 5-6 jam/hari
Mata merah dan bengkak
3.4. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama :
Tn. K
No. Reg : 0402041/H/II/04
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
1.
2.
3
|
Gangguan
pertukaran udara berhubungan dengan peningkatan produksi mucus ditandai
dengan :
DS
:
- Klien mengatakan sesak nafas
- Klien mengatakan sering berkeringat di
malam hari
DO
:
- Frekuensi
nafas 30x/menit
- Bibir
sianosis
Gangguan
pemenuhan nutrisi berhubungan dengan nafsu makan ditandai dengan :
DS
:
Klien mengatakan nafsu makan berkurang
DO
:
- Makan
habis ¼ porsi
- Badan
klien lemas
Ganguan
pola istirahat tidur berhubungan dengan kesukaran bernafas ditandai dengan :
DS
:
Klien
mengatakan tidak bias tidur
DO
:
- Klien
tidur selama 5-6 jam/hari
- Mata
klien merah dan bengkak
|
Gangguan
pertukaran O2 teratasi dengan criteria :
JANGKA
PENDEK :
- Klien
tidak sesak
- Frekuensi
nafas 24x/menit
JANGKA
PANJANG :
- Klien
tidak sisnosis
Gangguan
pemenuhan nutrisi teratsi dengan criteria :
JANGKA
PENDEK :
- Nafsu
makan klien bertambah
-
Makan klien habis 1 porsi
JANGKA PANJANG :
Badan klien tidak lemas
Kebutuhan tidur teratasi
dengan kriteria :
JANGKA PENDEK :
- Mata
klien tidak merah
- Klien
tidak lesu
JANGKA
PANJANG :
- Ekspresi
wajah segar
- Klien
tidur 8 jam/hari
|
1. Atur
posisi semifouler.
2. lakukan
postural drainage
3. Kaji
tanda-tanda vital
4. kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian ventolin nebulizer
1. Berikan
penjelasan tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
2. Berikan
makanan hangat dan bervariasi
3. Berikan
makanan porsi kecil tapi sering
1. Atur
posisi tidur nyaman
2. Ciptakan
lingkungan Nyman dan tenang
3. Batasi
pengunjung
4. Merelaksasikan
otot-otot dalam tubuh sehingga klien cepat tidur
|
1. Dengan
mengatur posisi semi fowler jalan nfas tidak terhambat
2. Postural
drainage dapat mengencerkan dahak
4. Mengkaji
tanda-tanda vital dapat mengetahui perkembangan pola nafas dan keadaan umum
klien
5. Nebulizer
ventolin dapat mengencerkan dahak sehingga mudah untuk dikeluarkan
1. Dengan
memberi penjelasan tentang arti pentingnya nutrisi bagi tubuh maka klien akan
mengerti dan tahu tentang nutrisi
2. Dengan
memberi makanan hangt dan bervariasi maka selera makan akan bertambah
3. Dengan
memberikan makanan porsi kecil tapi sering maka kebutuhan klien akan
terpenuhi
1. Dengan
posisi tidur yang nyaman akan membuat klien cepat tidur
2. Dengan
menciptakan lingkungan yang nyaman dan tenag akan membuat klien beristirahat
dengan tenang
3. Dengan
membatasi pengunjung klien dapat beristirahat dengan tenang
4. Dengan
merelaksasikan otot-otot klien dapat cepat tidur
|
3.5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO
|
TGL/JAM
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
1.
2.
3.
|
11-02-04
11-02-04
11-02-04
|
1.
Atur
posisi semi fowler
2.
Lakukan
postural drainage
3.
Kaji
tanda-tanda vital
4.
Kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian ventolin nebulizer
1.
Berikan
penjelasan tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
2.
Berikan
makanan hangat dan bervariasi
3.
Berikan
makanan porsi kecil tapi sering
1.
Atur
posisi tidur nyaman
2.
Ciptakan
lingkungan nyaman dan tenang
3.
Batasi
pengunjung
4.
Merelaksasikan
otot-otot dalam tibuh sehingga klien
cepat tidur
|
Tujuan sebagian tercapai :
v
Klien
tidak mengeluh sesak
v
Frekuensi
nafas 24x/menit
v
Bibir
tidak sianosis
Tujuan sebagian tercapai :
v
Nafsu
makan bertambah
v
Makan
habis /2 porsi
v
Badan
tidak lemas
Tujuan sebagian tercapai :
v
Badan
tidak lemas/lesu
v
Klien
tidur dengan 8 jsm
v
Ekspresi
wajah segar
v
Mata
tidak merah
|
3.6. CATATAN PERKEMBANGAN
NO
|
TGL/JAM
|
CATATAN PERKEMBANGAN
|
PARAF
|
1.
2.
3.
4.
|
12-02-04
10.00
12-02-04
11.00
12-02-04
08.00
12-02-04
13.00
|
S
: Klien mengatakan sesak nafas
O
: Klien terlihat tenang, frekuensi nafas 24x/menit
A
: Masalah teratasi sebagian
P
: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
I : - Atur posisi ½ sudut
- Berikan postural drainage
- Kaji TTV
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
ventolin nebulazer
E : - Sesak berkurang (-)
- Klien terlihat tenang
R : Sesak masih ada
S
: Klien mengatakan sesak nafas berkurang
O
: Klien nampak tenang dalam bernafas
A
: Masalah teratasi sebagian
P
: Lanjutkan intervensi 1,2,3
I : - Atur posisi yag nyaman
- Kaji tingkat rasa nyeri
- Ajarkan teknik relaksasi
E : - Nyeri dada berkurang
- Klien tenang
S
: Klien mengatakan dapat tidur
O
: Klien dapat tidur + 4-5 jam dan klien tenang
A
: Masalah teratasi sebagian
P
: Lanjutkan intervensi
I : - Atur posisi senyaman mungkin
- Ciptakan lingkungan yang Nyman dan
tenang
- Batasi pengunjung
- Anjurkan teknik relaksasi
E :
- Klien terlihat segar
- Klien masih lemas
R : Klien masih lemah
S
: Klien mengatakan masih lemas
O
: Porsi makan habis ½ porsi
A
: Masalah belum teratasi
P
: Lanjutkan intervensi
I : - Berikan penjelasan tentang arti penting
nutrisi
- Berikan makanan hangat dan bervariasi
- Klien masih lemah
R : Sesak masih lemah
|
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. KESIMPULAN
Asthama
Bronchiale merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh serangan intermiten,
spasme, bronkus oleh perangsang alergi atau iritatif. Kadang-kadang serangan itu
dapat berlangsung selama beberapa hari/beberapa minggu.
Adapun
penyebab penyakit asthma bronchiale adalah allergen, infeksi, factor herediter
dan factor lain.
Asuhan
keperawatan pada Tn.K dimulai pada pengkajian, pengelompkan data, analisa data,
perumusan data, perencanaan, implementasi dan evaluasi hingga catatan
perkembangan. Penatalaksanaan pasien asthma yang paling utama adalah dengan
pemenuhan O2 dan pemberian broncho dilator untuk membebaskan jalan
nafas.
4.2. SARAN
Untuk kasus Asthama Bronchiale terutama
pada Tn.K diharapkan penatalaksanaan keperawatannya difokuskan pada pemenuhan
kebutuhan O2 dan kebersihan jalan nafas. Dengan diatasinya kedua
masalah tersebut maka ganguan lain secara tidak langsung akan berkurang dan
teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Arief
Mansjoer, 1999, Kapita Selekta Kedokteran,
Media Aesculapius : FKUI, Jakarta.
2.
Haznams
Kompedium, 1992, Diagnostik dan Terapi
Ilmu Pengetahuan, WB Haznams : Bandung.
3.
Marylin
E Dongoes, 1992, Rencana Asuhan
Keperawatan, Edisi Tiga, FKUI, Jakarta : EGC.
4.
FKPP,
1996, Perawatan Pasien V-A, Bandung.
5.
Price
Sylvia Anderson, dkk., 1995, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,
Edisi Empat, Jakarta : EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar