cctv

Minggu, 06 Mei 2012

Asuhan keperawatan Ashma


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.        Latar Belakang Masalah
Pada kesempatan ini penulis mengambil pasien dengan penyakit Asthma Bronchiale. Masalah tersebut diambil setelah panulis melakukan praktek di Ruangan Perawatan XV Rumah sakit . . ..  dan ternyata penyakit Asthma ini masih banyak dijumpai pada masyarakat kita yaitu 1.610 pada satu tahun terakhir.
Penulis mencoba menggali masalah penyakit tersebut berdasarkan adanya misi Indonesia sehat 2010. Penulis menyusun laporan ini berdasarkan deskripsi mata kuliah KMB II Sistem Pernafasan serta kompetensinya dan penerapan Asuhan Keperawatan dalam mata kuliah tersebut yang harus dilaksnakan secara langsung kepada pasien.

1.2.        Tujuan Penulisan
Dalam penysusunan makalah ini penulis mempunyai tujuan diantaranya adalah sebagai berikut :
a.             Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Asthma Bronchiale dan mendokumentasikannya
b.        Tujuan Khusus       
1.         Agar mahasiswa mampu mengkaji status kesehatan klien
2.         Agar mahasiswa mampu menganalisa data dan merumuskan dignosa
3.         Agar mahasiswa mampu menyusun rencana perawatan
4.         Agar mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi hasil tindakan
5.         Agar mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan

1.3.        Metode Penelitian
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metoda studi kasus dan memperoleh data dengan cara observasi, wawancara, pengkajian fisik, studi literature, studi kepustakaan dan membaca catatan medik.

1.4.      Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini terdiri dari bab satu pendahuluan meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab dua terdiri dari tinjauan teoritis keperawatan yang meliputi pengertian, etiologi, patologi, gejala klinik dan proses keperawatan. Bab tiga terdiri dari tinjauan kasus pada pasien dengan Asthma Bronchiale dan bab empat terdiri dari kesimpulan dan saran.















BAB II

TINJAUAN TEORITIS



2.1.      Konsep Dasar Penyakit

a.        Definisi

Asthma adalah keadaan klinik yang ditandai oleh masa penyempitan bronkus yang reversible, dipisahkan oleh masa dimana ventilasi, relative mendekati normal. Keadaan ini pada orang-orang yang menderita asthma mudah ditimbulkan oleh berbagai rangsang. Hal ini mendadak suatu keadaan hiperreaktivitas bronkus yang khas (William R. Solomon ; 1994 ; 149)
Asthma Bronkhiale adalah suatu penyakit yang ditandai oleh serangan intermiten spasme bronkus oleh rangsang alergi atau iritatif (Purnawan Junadi ; 1994).
Yang  khas adalah serangan spasme itu secara tiba-tiba diselingi periode bebas gejala. Kadang-kadang serangan itu dapat berlangsung selama beberapa hari atau beberapa minggu dan keadaan ini disebut Status Ashmatikus atau dapat juga spasme itu terus menerus ada tetapi ringan (Perawatan VA ; 1996).
Dengan kata lain, asthma Bronchiale dapat diartikan suatu kondisi bronchus dengan responsive terhadap berbagai stimulasi dan bersifat reversible.

b.        Etiologi

           Ada 4 (empat) hal penting yang dapat menyebabkan Asthma Bronchiale, diantaranya :


1.      Alergen
Kira-kira separuh penderita menderita alergi terhadap berbagai bahan yang diisap atau ditelan, misalnya debu, serbuk tumbuh-tumbuhan, bulu binatang, bahan makanan tertentu dan lain-lain.
2.      Infeksi
Bentuk intrinsic yang tidak menunjukkan skin test positi terhadap berbagai allergen pada penderita ini sering ditemukan adanya infeksi persisten pada sinus paranasalis, tonsil/saluran pernafasan bagian atas.
3.      Faktor Herediter
Faktor ini memegang peranan penting, karena lebih dari separuh penderita mempunyai sanak saudara yang juga menderita berbagai bentuk alergik.
4.      Faktor lain
Bebarapa factor lain yang penting yang dapat merangsang timbulnya spasme adalah stress emosi, kelelahan dan perubahan hormonal.

c.         Patofisiologi

           Ashma Bronchiale terjadi karena hiperaktiv bronchus akibat adanya atau masuknya factor pencetus kedalaman broncus yang menyebabkan odena mukosa akibat peningkatan sekresi. Hal tersebut mengakibatkan lumen menyempit sehingga frekuensi nafas meningkat. Akibat peningkatan frekuensi nafas maka kebutuhan O2 pun menjadi meningkat sehingga timbul bradikardi dan kelelahan.
Selain itu peningkatan frekuensi nafas 1 wl pun mengalami peningkatan intake cairan. Akibat kekurangan intake cairan adalah sekresi menjadi kental yang lama kelamnaan dapat terjadi atelektasis dan akhirnya terjadi hypoxemia.
d.             Gejala Klinik
Serangan Asthma Bronchiale ditandai oleh timbyulnya kesukaran bernafas disertai nafas berbunyi pada serangan itu terjadi :
v    Spasme otot dinding broncus
v    Lumen bronchus menyempit
v    Kesukaran mengeluarkan udara sehingga expirasi memanjang karena ada udara yang tertahan oleh lender yang kental
Serangan ini biasanya berlangsung selama satu sampai beberapa jam yang disusul oleh batuk yang lama dengan pengeluaran dahak yang kental pada umumnya penyakit ini tidak fatal melainkan menimbulkan gangguan penderitaan dalam jangka waktu yang lama.

e.             Gambaran Diagnosis
1.           Makroskopik
Kelainan jantung ditemukan pada bronchus dan broncheolus dinding bronchus lebih tebal dan di dalam lumen dapat terlihat kumpulan lendir yang kental dan liat yang dapat menyumbat lumen.
2.           Mikroskopik
Beberapa hal yang dapat dijumpai adalah :
v    Selaput lender sembab, berserbukan sel radang cosinofil dan limfosit dan kelenjar lender hiperplastik
v    Penebalan membrane basalis
v    Hipertrofi otot polos
v    Dalam lumen terdapat secret lender basofilik yang mengandung spiral curscman, kristal charscot leyden dan eosinofil.

2.2.        Proses  Keperawatan

Pengkajian data dasar menurut Barbara Ebgran, rencana asuhan medical bedah tahun 1996 halaman 146, meliputi :
A.            Riwayat pemanajanan pada factor-faktor yang biasanya mencetuskan serangan asthma :
v    Stress emosi
v    Infeksi saluran nafas atas
v    Alergen
v    Kegagalan dalam pengobatan asthma

B.            Pemeriksaaan fisik yang berdasarkan kepada suatu pengkajian system pernafasan dapat menunjukkan gejala gagal nafas akut :
v    Mengi
v    Susah bernafas
v    Ortonea
v    Penggunaan otot-otot asoseri pernafasan (cuping hidung, retraksi stenum, pengangkatan bahu waktu bernafas)
v    Dehidrasi
v    Sianosis
v    Umah
v    Ketakutan

C.            Pemeriksaan laboratorium
v    GDA menunjukkan hipokapnia (PaCO2 < dr 35 mmHg) disebabkan oleh menurunnya perfusi ventilasi selanjutnya PaCO2 meningkat di atas normal sesuai dengan meningkatnya tekanan jalan nafas.
v    Jumlah sel darah menunjukkan adanya peningkatan kadar eosnofil
v    Pemeriksaan fungsi paru-paru menunjukkan penurunan kekuatan kapasitas vital.
v    Pengumpulan sample sputum untuk memeriksa luntur dan tes sensitivitas untuk menunjukkan infeksi dan mengidentifikasi anti mikroba yang cocok dalam mengobati infeksi yang terjadi
v    Sinar X paru memperlihatkan distensi alveoli

D.            Diagnosa keperawatan
1.           Kerusakan pertukaran gas
v   Berhubungan dengan factor serangan asthma menetap
v   Batasan karakteristik : mengi dan dispsea berat, sianosis, ortopnea dan penggunaan otot-otot asesori pernafasan.
v   Hasil pasien (kolaboratif) : tandemonstrasekan perbaikan ventilasi.
v   Kriteria evaluasi : frekuensi nafas 12-24 x/menit, bunyi nafas bersih, frekuensi nadi 60-100 x/menit, warna kulit normal, tidak ada dispnea, GDA dalam diatas normal.

2.           Ancietas
v   Berhubungan dengan factor : sulit bernafas, disebabkan gagal nafas yang berat, kurang pengetahuan tentang rencana pengibatan dan pemeriksaan
v   Batasan karakteristik : menyampaikan perasaan takut sulit bernafas, subkutan, ekspresi wajah tenang, menyatakan sulit bernafas.
v   Hasil pasien mendemonstrasikan ancietas berkurang
v   Criteria evaluasi : ekspresi wajah tenang, rasa takut dan gugup berkurang

3.           Resiko tinggi ketidakpatuhan
v   Berhubungan dengan factor : kurang pengetahuan tentang kondisi dan perawatan diri pada saat pulang
v   Batasan karakteristik : menyatakan kurang pengertian, permintaan informasi
v   Hasil pasien : mendemonstrasikan keinginan untuk mengikuti rencana pengobatan
v   Kriteria evaluasi : menyampaikan pengertian tentang kondisi dan perawatan diri sendiri pada saat pulang, menunjukkan penggunaan alat-alat pernafasan yang cepat.

















BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.K DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN AKIBAT ASTHMA BRONCHIALE DI RUANG PERAWATAN XV RS.....

 

 


3.1.      PENGKAJIAN

 A.      Biodata
             a.   Identitas Klien
         Nama                                 : Tn. Y
         Umur                                  : 53 tahun
         Jenis kelamin                   : Laki-laki
         Agama                               : Islam
         Pendidikan                       : SD
         Pekerjaan                         : Wiraswasta
         No. Register                     :  0402041/H/II/04
         Tanggal Masuk                : 5 Februari 2004
         Tanggal dikaji                   : 10 Februari 2004
         Alamat                               : Jl. i
         Dx. Medis                          : Asma Bronchiale
        
b.    Identitas Penanggung Jawab
Nama                                 : Ny. W
Umur                                  :  49 tahun
Agama                               :  Islam
Suku Bangsa                   :  Sunda Indonesia
Pekerjaan                          :  Ibu Rumah Tangga
Alamat                               :  Jl.  .....
Hub. Dengan klien          :  Istri


B.           Riwayat Kesehatan
a.         Riwayat Kesehatan Sekarang
1.        Keluhan Utama
Klien mengeluh sesak nafas dan batuk. Rasa sesak nafas akan bertambah bila klien melakukan aktivitas dan akan berkurang bila klien beristirahat pada posisi semi fowler. Sesak nafas yang dirasakan mengganggu tidur klien. Dada terasa sesak pada saat respirasi. Sesak dirasakan pada malam hari dengan disertai keringat dingin
2.        Keluhan Pada Saat Didata
Klien mengeluh sesak nafas, batuk, nafsu makan berkurang, kurang tidur disertai keringat pada malam hari.

b.         Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien memang mempunyai riwayat penyakit asthma, namun tidak separah seperti sekarang ini. Dulu klien tidak pernah dirawat. Cukup dengan berobat jalan dan baru kali ini klien dirawat karena asthma.

c.    Riwayat Kesehatan Keluarga
Di keluarganya klien tidak ada yang pernah mengalami atau mengidap penyakit menular atau penyakit keturunan apapun.







d.    Struktur Keluarga
Klien anak kedua dari 3 bersaudara, mempunyai 3 orang anak, 2 orang pereempuan, 1 orang laki-laki, klien tinggal bersama istri dan ketiga anaknya.



 












Keterangan :


 
                                     : Laki-laki
                                     : Perempuan
                                     : Klien
                                     : Hubungan keluarga
                                     : Hubungan perkawinan
                                     : Meninggal
           






e.        Data Biologis

NO
POLA
DI RUMAH
DI RUMAH SAKIT
1











2












3






4




5

Nutrisi
a.    Makan
Frekuensi
Jenis

Selera makan
Pantangan

b.    Minum
Jenis
Jumlah

Eliminasi
a.    BAK
Frekuensi
Jumlah
Warna
Bau

b.    BAB
Frekuensi
Warna
Konsistensi
Bau

Istirahat dan Tidur
v  Tidur siang
v  Tidur malam
v  Gangguan
v  Istirahat


Personal Hygine
a.    Mandi
b.    Gosok gigi
c.    Keramas

Aktivitas


2-3x/hari, tidak teratur
Nasi, sayur, lauk, buah
Baik
Tidak ada


Air putih dan kopi
1000-1500 cc/hari



4-5x/hari
+ 800-1000 cc/hari
Kuning jernih
Khas


1 xperhari
Kunung tengguli
Lembek
Khas


+ 1-2 jam/hari
+ 6-8 jam/hari
Tidak ada ganguan
Membaca Koran dan nonton TV


2 x/hari
2 x/hari 3-4 x/minggu
3 x/minggu

Pagi hari olah raga, bercocok tanam dihalaman rumah dan membantu istri membereskan rumah


3x/hari
ML : sayur, lauk dan buah
Kurang ¼ porsi habis
Makanan yang pedas


Air putih
4-6 gelas perhari



3-4x/hari
+ 500-900 cc/hari
Kuning jernih
Khas


1-2 x perhari
Kunung tengguli
Lembek
Khas


+ 1-2 jam/hari
+ 3-4 jam/hari
Tidak ada ganguan
Di tempat tidur saja



2 x/hari
2 x/hari
Belum pernah

Terbatas


f.          Pemeriksaan Fisik
1.       Keadaan umum
                Kesadaran                  : Composmentis
                 Tanda-tanda vital       :          
                                                         TD     : 100/80 mmHg               
                                                          R      : 30 x/menit
                                                          S      : 36 °C                                     
                                                          N      : 102 x/mnt

2          Kepala
v   Rambut           :     Rambut hitam bergelombang, tidak ada lesi atau alopesia, tidak reedapat palasit, penyebaran rambut merata, kebersihan kurang
v   Mata                :     bentuk simetris kanan kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, palpebra sedikit membengkak, reflek kornea ada, klien mampu membaca pada jarak 10 cm dengan menggunakan kaca mata
v   Hidung           :     Bentuk simetris, ada pernafasan cuping hidung, tidak ada secret dan polip, klienmampu mebeakan bau yang ada
v   Telinga           :     Bentuk simetris kanan kiri, vina sejajar dengan ujung mata, tidak aa serumen, klien mampu mengulang kata-kata yang diucapkan perawat
v   Bibir                 :     Sianosis, mukosa bibir kering
v   Gigi                  :     Jumlah gigi lengkap, kebersihan gigi cukup
v   Lidah               :     Kotor, terdapat bercak
v   Rongga mulut     ::        Tonsil tidak membengkak, terdapat dahak

3.        Leher
Bentuk simetris, tidak ada pembesaran KGB dan vena jugularis

4.        Dada
Bentuk barel shest (dada burung), warna kulit merata, terdengar adanya wheezing, takhipnoe, pergerakan dada tidak simetris > mengembang dibandingkan kiri, irama jantung cepat, frekuensi nafas 30x/menit

5.        Abdomen
Bentuk simetris, kulit lembut, keriput, tidak ada masa, bising usus (+)

6.        Extremitas
v    Atas           :     Bentuk simetris kanan kiri, pergerakan terkontrol
v    Bawah      :     bentuk simetris kanan kiri, tidak ada oedema, reflek patella (+), tidak ada varises, pergerakan terkontrol
+           +
+           +

7.           Genetalia
Klien mengatakan tidak ada kelainan, tidak terpasang kateter

8.           Rektum dan anus
Klien mengatakan tidak ada kelainan
9.           Data Psikologis
v   Status emosi              :  Klien cemas akan penyakit yang dideritanya
v   Gaya komunikasi      :  Kien mampu berkomunikasi dengan lawan bicaranya
v   Pola interaksi             :  Klien dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga dengan baik
v   Konsep diri                 :  klien merasa rendah diri karena penyakit yang dideritanya

10.        Data  Sosial
v   Hub. Keluarga           :  Klien adalah seorang suami bagi istrinya dan ayah bagi anak-anaknya
v   Hub. Tetangga           :  Klien merupakan anggota masyarakat yang baik menurut beberapa tetangga yang menjenguknya

11.        Data Spiritual
Klien sangat yakin dan percaya akan agama yang dianutnya, meskipun sakit klien tetap menjalankan sholat 5 waktu di tempat tidur dan selalu berdo’a untuk kesembuhan penyakitnya.

12.        Pengobatan
v    Nebulizer Ventolin
v    Aminophilin
v    OBH 3x1 sendok makan
v    Amoxixillin 3x500 mg
v    Observasi tanda-tanda vital
v    Infus RL 20 gtt/menit
3.2.     ANALISA DATA
NO
DATA YANG MENYIMPANG
PENYEBAB
MASALAH
1













2









3
Do:
v  Frekuensi nafas 30x/menit
v  Bibir sianosis

Ds :
v  Klien mengatakan sesak nafas
v  Klien mengatakan berkeringat malam hari





Do :
v  Porsi makan habis ¼ porsi
v  Badan klien terlihat lemas

Ds :
v  Klien mengatakan nafsu makannya berkurang



Do :
v  Klien tidur malam 5-6 jam
v  Mata terlihat merah dan bengkak

Ds :
v  Klien mengatakan tidak bias tidur

Spasme otot lunak
¯
Penurunan saturasi PaO2, O2 dan kenaikan FRC
¯
Hiperlineflasi
¯
Produksi mucus neingkat
¯
Oksigenasi darah berkurang


Peningkatan sclera mukus
¯
Ph saliva meningkat
¯
Timbul rasa pahit
¯
Anorexia


Peningaktan frekuensi nafas dengan adanya batuk-batuk
¯
Merangsang susunan saraf autonom untuk mengaktifasi neropinephrine
¯
Saraf simpais terangsang untuk mengaktifasu RAS mengaktifkan kerja organ tubuh
¯
REM menurun
¯
Klien terjaga
Gangguan pertukaran Gas












Ganguan pemenuhan nutrisi








Gangguan pola istirahat tidur

3.3.      DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASA
1.             Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan produksi mucus yang berlebihan yang ditandai dengan :
Ds       : Klien mengatakan sesak nafas
Do       : Frekuensai nafas 30x/menit
              Bibir sianosis         
2.             Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan Ph saliva yang meningkat ditandai dengan :
Ds       : Klien mengatakan nafsu makannya berkurang
Do       : Makan klien habis ¼ porsi
              Badan klien lemas
3.             Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan kekurangan bernafas yang ditandai dengan :
Ds       : Klien mengatakan tidak bias tidur
Do       : Klien tidur 5-6 jam/hari
              Mata merah dan bengkak














3.4.      RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama             : Tn. K

No. Reg         : 0402041/H/II/04


NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONALISASI
1.

















2.















3
Gangguan pertukaran udara berhubungan dengan peningkatan produksi mucus ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan sesak nafas
- Klien mengatakan sering berkeringat di malam hari

DO :
-       Frekuensi nafas 30x/menit
-       Bibir sianosis

Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan nafsu makan ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan nafsu makan berkurang

DO :
-     Makan habis ¼ porsi
-     Badan klien lemas


Ganguan pola istirahat tidur berhubungan dengan kesukaran bernafas ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan tidak bias tidur
DO :
-     Klien tidur selama 5-6 jam/hari
-     Mata klien merah dan bengkak
Gangguan pertukaran O2 teratasi dengan criteria :
JANGKA PENDEK :
-     Klien tidak sesak
-     Frekuensi nafas 24x/menit

JANGKA PANJANG :
-     Klien tidak sisnosis








Gangguan pemenuhan nutrisi teratsi dengan criteria :
JANGKA PENDEK :
-  Nafsu makan klien bertambah
- Makan klien habis 1 porsi

JANGKA PANJANG :
Badan klien tidak lemas





Kebutuhan tidur teratasi dengan kriteria :
JANGKA PENDEK :
-   Mata klien tidak merah
-   Klien tidak lesu

JANGKA PANJANG :
-   Ekspresi wajah segar
-   Klien tidur 8 jam/hari
1.     Atur posisi semifouler.

2.     lakukan postural drainage
3.     Kaji tanda-tanda vital



4.     kolaborasi dengan dokter untuk pemberian ventolin nebulizer



1.     Berikan penjelasan tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
2.     Berikan makanan hangat dan bervariasi

3.     Berikan makanan porsi kecil tapi sering



1.     Atur posisi tidur nyaman


2.     Ciptakan lingkungan Nyman dan tenang


3.     Batasi pengunjung


4.     Merelaksasikan otot-otot dalam tubuh sehingga klien cepat tidur

1.     Dengan mengatur posisi semi fowler jalan nfas tidak terhambat
2.     Postural drainage dapat mengencerkan dahak
4.     Mengkaji tanda-tanda vital dapat mengetahui perkembangan pola nafas dan keadaan umum klien
5.     Nebulizer ventolin dapat mengencerkan dahak sehingga mudah untuk dikeluarkan




1.     Dengan memberi penjelasan tentang arti pentingnya nutrisi bagi tubuh maka klien akan mengerti dan tahu tentang nutrisi
2.     Dengan memberi makanan hangt dan bervariasi maka selera makan akan bertambah
3.     Dengan memberikan makanan porsi kecil tapi sering maka kebutuhan klien akan terpenuhi


1.      Dengan posisi tidur yang nyaman akan membuat klien cepat tidur
2.      Dengan menciptakan lingkungan yang nyaman dan tenag akan membuat klien beristirahat dengan tenang
3.      Dengan membatasi pengunjung klien dapat beristirahat dengan tenang
4.      Dengan merelaksasikan otot-otot klien dapat cepat tidur





















3.5.      IMPLEMENTASI DAN EVALUASI



NO
TGL/JAM
IMPLEMENTASI
EVALUASI
1.







2.







3.
11-02-04







11-02-04







11-02-04
1.    Atur posisi semi fowler
2.    Lakukan postural drainage
3.    Kaji tanda-tanda vital
4.    Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian ventolin nebulizer

1.    Berikan penjelasan tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
2.    Berikan makanan hangat dan bervariasi
3.    Berikan makanan porsi kecil tapi sering

1.    Atur posisi tidur nyaman
2.    Ciptakan lingkungan nyaman dan tenang
3.    Batasi pengunjung
4.    Merelaksasikan otot-otot dalam  tibuh sehingga klien cepat tidur
Tujuan sebagian tercapai :
v   Klien tidak mengeluh sesak
v   Frekuensi nafas 24x/menit
v   Bibir tidak sianosis


Tujuan sebagian tercapai :
v   Nafsu makan bertambah
v   Makan habis /2 porsi
v   Badan tidak lemas



Tujuan sebagian tercapai :
v   Badan tidak lemas/lesu
v   Klien tidur dengan 8  jsm
v   Ekspresi wajah segar
v   Mata tidak merah





3.6.      CATATAN PERKEMBANGAN


NO
TGL/JAM
CATATAN PERKEMBANGAN
PARAF
1.












2.









3.











4.

12-02-04
10.00











12-02-04
11.00








12-02-04
08.00










12-02-04
13.00
S : Klien mengatakan sesak nafas
O : Klien terlihat tenang, frekuensi nafas 24x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
I  : - Atur posisi ½ sudut
     - Berikan postural drainage
     - Kaji TTV
     - Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian ventolin nebulazer
E  : - Sesak berkurang (-)
      - Klien terlihat  tenang
R  : Sesak masih ada

S : Klien mengatakan sesak nafas berkurang
O : Klien nampak tenang dalam bernafas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3
I  : - Atur posisi yag nyaman
     - Kaji tingkat rasa nyeri
     - Ajarkan teknik relaksasi
E  : - Nyeri dada berkurang
      - Klien tenang

S : Klien mengatakan dapat tidur
O : Klien dapat tidur + 4-5 jam dan klien tenang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
I  : - Atur posisi senyaman mungkin
     - Ciptakan lingkungan yang Nyman dan tenang
     - Batasi pengunjung
     - Anjurkan teknik relaksasi
E : - Klien terlihat segar
      - Klien masih lemas
R  : Klien masih lemah

S : Klien mengatakan masih lemas
O : Porsi makan habis ½ porsi
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
I  : - Berikan penjelasan tentang arti penting nutrisi
     - Berikan makanan hangat dan bervariasi
     - Klien masih lemah
R  : Sesak masih lemah
























BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN



4.1.      KESIMPULAN
Asthama Bronchiale merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh serangan intermiten, spasme, bronkus oleh perangsang alergi atau iritatif. Kadang-kadang serangan itu dapat berlangsung selama beberapa hari/beberapa minggu.
Adapun penyebab penyakit asthma bronchiale adalah allergen, infeksi, factor herediter dan factor lain.
Asuhan keperawatan pada Tn.K dimulai pada pengkajian, pengelompkan data, analisa data, perumusan data, perencanaan, implementasi dan evaluasi hingga catatan perkembangan. Penatalaksanaan pasien asthma yang paling utama adalah dengan pemenuhan O2 dan pemberian broncho dilator untuk membebaskan jalan nafas.

4.2.      SARAN
Untuk kasus Asthama Bronchiale terutama pada Tn.K diharapkan penatalaksanaan keperawatannya difokuskan pada pemenuhan kebutuhan O2 dan kebersihan jalan nafas. Dengan diatasinya kedua masalah tersebut maka ganguan lain secara tidak langsung akan berkurang dan teratasi.






DAFTAR PUSTAKA



1.            Arief Mansjoer, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius : FKUI,  Jakarta.

2.            Haznams Kompedium, 1992, Diagnostik dan Terapi Ilmu Pengetahuan, WB Haznams : Bandung.

3.            Marylin E Dongoes, 1992, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi Tiga, FKUI, Jakarta : EGC.

4.            FKPP, 1996, Perawatan Pasien V-A, Bandung.

5.            Price Sylvia Anderson, dkk., 1995,  Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi Empat, Jakarta : EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar